Kebutuhan Manusia terhadap Rasul
Baiklah sobat semua saya akan menyampaikan sedikit tentang
kebutuhan manusia terhadap rosul allah.
Para nabi adalah utusan-utusan Allah
kepada hamba-hamba-Nya untuk menyampaikan segala perintah, memberi kabar
gembira kepada mereka tentang kenikmatan-kenikmatan yang telah disiapkan
apabila mereka menta’ati perintah-perintah-Nya. Para
nabi juga memberikan peringatan kepada mereka dari adzab yang kekal apabila mereka
melanggar larangan-Nya, juga menceritakan kepada mereka tentang cerita
umat-umat terdahulu serta apa yang dari adzab dan siksa yang menimpa mereka di
dunia yang disebabkan oleh penyelisihan mereka terhadap perintah Rabb-nya.
Perintah serta larangan-larangan Allah
SWT ini tidak mungkin untuk dapat diketahui oleh akal dengan sendirinya, oleh
karena itu Allah menetapkan syari’at dan mewajibkan perintah dan larangan,
sebagai bentuk kebaikan bagi umat manusia, pemuliaan terhadap mereka dan
penjagaan atas segala maslahatnya, karena manusia terkadang suka menempuh jalan
yang mengikuti syahwatnya, sehingga melanggar keharaman dan berbuat dzolim
terhadap orang lain dengan merebut hak-hak mereka. Diantara hikmah mulia bahwa
Allah mengutus kepada mereka pada setiap masa para rasul yang akan mengingatkan
mereka tentang perintah-perintah Allah, memperingati mereka agar tidak
terjerumus dalam kemaksiatan, membacakan mau’idzoh dan mengingatkan mereka
tentang kabar kaum-kaum yang terdahulu, karena jika kabar-kabar yang
menakjubkan telah mengetuk telinga, pengetahuan-pengetahuan yang baru telah
menggugah pikiran, niscaya akan diresap oleh akal sehinga bertambahlah ilmu
padanya dan lurus pemahamannya. Orang yang paling banyak mendengar akan menjadi
yang paling banyak pemasukannya, yang paling banyak pemasukan akan menjadi yang
paling banyak berfikir, yang paling banyak berfikir akan menjadi yang paling
banyak ilmu, dan yang paling banyak ilmunya akan menjadi yang paling banyak
pengamalannya. Tidak didapat dari pengutusan rasul itu suatu tandingan dan
tidak pula ada pengganti mereka dalam merapihkan kebenaran.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
berkata: "Risalah (wahyu) merupakan sesuatu yang sangat urgen untuk
memperbaiki hamba bagi kehidupanya di dunia dan akhirat. Sebagaimana bahwasanya
tidak ada kebaikan baginya untuk akherat kecuali dengan mengikuti rasul, begitu
pula tidak ada kebaikan baginya dalam kehidupan dunia kecuali dengan mengikuti
rasul. Manusia akan selalu butuh terhadap syari’at, karena dia berada diantara
dua gerakan: gerakan yang mendatangkan manfaat baginya, dan gerakan yang dapat
menolak bala darinya. Sedangkan syari’at adalah cahaya yang akan menerangkan
apa yang bermanfaat dan apa yang menjadikan malapetaka baginya, dialah cahaya
Allah di bumi-Nya, keadilan-Nya di antara hamba serta benteng-Nya yang akan
menjadikan aman setiap orang yang memasukinya."
Syari’at bukan hanya membedakan
antara yang bermanfaat dan mendatangkan madharat dengan perasaan saja, karena
yang seperti itu bisa didapat oleh binatang, keledai dan onta dapat membedakan
antara gandum dan tanah, bahkan juga dapat membedakan perbuatan-perbuatan yang
dapat mendatangkan malapetaka bagi pelakunya, baik itu di dunia maupun akherat.
Perbuatan-perbuatan yang bermanfaat dalam kehidupan dan tempat kembalinya
seperti iman, tauhid, keadilan, bakti, kebaikan, amanah, penjagaan diri,
keberanian, ilmu, sabar, amar ma’ru nahi mungkar, silaturahmi, bakti terhadap
kedua orang tua, berbuat baik kepada sesama tetangga, melaksanakan segala yang
menjadi hak baginya, ikhlas dalam beramal karena Allah, bertawakal kepada-Nya,
meminta pertolongan kepada-Nya, ridho terhadap takdir-takdir-Nya, berserah diri
terhadap hukum-hukum-Nya, membenarkan-Nya dan membenarkan rasul-rasul-Nya dalam
seluruh apa yang mereka kabarkan, dan lain sebagainya termasuk seluruh yang
dapat mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi seorang hamba untuk dunia dan
akheratnya. Dan menyelisihi itu semua dapat mendatangkan kesusahan dan
malapetaka bagi dunia dan akheratnya.
Kalau seandainya tidak ada risalah
(wahyu) niscaya akal tidak akan mendapat petunjuk kepada rincian dari segala
yang bermanfaat dan yang mendatangkan malapetaka bagi kehidupannya. Diantara
kenikmatan Allah terbesar bagi hamba-Nya dan karunia-Nya yang paling mulia
adalah diutusnya para rasul kepada mereka, menurunkan kitab dan menunjukkan
kepada jalan yang lurus, jika seandainya hal tersebut tidak ada, niscaya mereka
akan menjadi seperti binatang ternak, bahkan lebih jahat darinya. Barang siapa
yang menerima risalah Allah dan beristiqomah padanya, maka dia menjadi makhluk
terbaik, dan barang siapa yang menolak dan keluar darinya, maka dia akan
menjadi makhluk terburuk, bahkan lebih buruk keadaannya dari anjing, babi dan
lebih hina dari segala sesuatu yang hina. Tidak ada kehidupan bagi penghuni
bumi kecuali dengan mengikuti risalah yang ada pada mereka. Apabila anda
mempelajari tentang jejak para rasul yang ada di muka bumi, niscaya anda akan
mendapatkan petunjuk hidayah mereka, nantinya Allah akan menghancurkan alam
seluruhnya dan membangkitkan hari kiamat.
Kebutuhan penduduk bumi terhadap
rasul tidak seperti kebutuhan mereka terhadap matahari, bulan, angin dan hujan,
tidak pula seperti kebutuhan manusia terhadap kehidupannya, tidak seperti
kebutuhan mata terhadap cahayanya, tubuh terhadap makanan dan minuman, bahkan
lebih besar dari semua itu dan lebih butuh dari setiap keinginan dan apa yang
terbersit dalam pikiran. Karena para rasul adalah perantara yang menghubungkan
antara Allah beserta makhluk-Nya dalam perkara perintah dan larangan, mereka
adalah duta Allah kepada hamba-hamba-Nya. Penutup mereka, yang paling mulia
diantara mereka adalah Muhammad yang Allah utus sebagai rahmat bagi seluruh
alam, sebagai hujjah bagi mereka yang menempuh perjalanan dan juga hujjah bagi
seluruh makhluk. Allah mewajibkan bagi seluruh hamba untuk menta’ati,
mencintai, merendahkan diri, memuliakan dan melaksanakan segala hak-haknya,
mengambil janji dan ikatan untuk mempercayai dan mengikutinya bagi seluruh nabi
dan rasul. Dia memerintahkan mereka untuk membawanya kepada mereka yang
mengikutinya dari kalangan kaum mukminin. Dia utus Muhammad dekat dengan hari
kiamat sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, sebagai penyeru
kepada Allah dan penerang yang bercahaya, dengannya risalah ditutup, dengannya
ditunjukan jalan kesesatan, mengajarkan dari kebodohan, dan dengan risalahnya
dibukakanlah mata-mata yang buta, telinga-telinga yang tuli dan hati-hati yang
kaku. Sehingga dengan risalahnya bercahayalah bumi ini setelah kegelapan,
bersatu hati manusia setelah bercerai-berai, juga diluruskanlah keyakinan yang
menyimpang dijelaskanlah hujjah yang terang, dilapangkan dada dan dihilangkan
darinya kesesakan, lalu diangkat namanya dan menjadikan rendah serta kecil dia
yang menyelisihinya. Beliau diutus setelah sekian lama terputusnya para rasul,
terputusnya pelajaran dari kitab-kitab, diutus tatkala firman telah
dilencengkan, syari’at telah dirubah-rubah, setiap kaum telah bersandar kepada
kedzoliman pendapatnya masing-masing, dan menghukumi atas nama Allah diantara
hamba-hamba-Nya dengan makalah-makalah yang rusak dan menurut hawa nafsu.
Sehingga Allah curahkan dengannya hidayah diantara para makhluk, menunjuki
jalan-jalannya, mengeluarkan umat manusia dari kegelapan menuju cahaya,
dengannya bisa dibedakan antara orang yang beruntung dan dia yang merugi.
Barang siapa yang mengambil petunjuknya niscaya dia akan mendapatkan hidayah,
dan barang siapa yang berpaling dari jalannya maka dia akan sesat dan merugi.
Salawat serta salam semoga tercurahkan kepadanya dan juga kepada seluruh nabi
dan rasul.
Kita bisa meringkas tentang
kebutuhan manusia terhadap risalah (rasul) sebagaimana berikut ini:
1
Bahwasanya
dia adalah seorang manusia, diciptakan dan butuh kepada Rabb, dia haruslah
seorang yang mengenal penciptanya, mengetahui apa yang di inginkan-Nya, kenapa
dia diciptakan, yang mana hal seperti ini tidak mungkin untuk dapat diketahui
oleh manusia biasa, dan tidak ada jalan kepadanya kecuali dari sela-sela
pengetahuan para nabi dan rasul serta pengetahuan apa yang mereka datangkan
dengannya berupa petunjuk dan cahaya.
2
Bahwasanya
manusia terdiri dari jasad dan ruh, gizi untuk jasad adalah apa yang mudah
baginya berupa makanan dan minuman, sedangkan gizi bagi ruh adalah apa yang
telah ditentukan oleh penciptanya, yaitu agama yang benar dan amal shaleh. Para nabi dan rasul datang dengan membawa agama yang
benar dan menunjuki kepada amal shaleh.
3
Bahwasanya
secara fitrah manusia akan condong kepada agama, dia memerlukan suatu agama
yang harus dipeganginya, dan agama tersebut haruslah agama yang benar. Tidak
ada jalan untuk sampai kepada agama yang benar kecuali dari sela-sela keimanan
terhadap para nabi dan rasul serta mengimani apa yang mereka bawa.
4
Bahwasanya
manusia membutuhkan sesuatu yang dapat menunjukannya kepada jalan yang dapat
menyampaikan kepada keridhoan Allah di dunia, dan kepada surga serta
kenikmatan-Nya di akherat, sedangkan jalan ini tidak ada yang dapat
menunjukinya dan mengarahkan kepadanya kecuali hanyalah para nabi dan rasul.
5
Bahwa
manusia pada dasarnya adalah lemah, dikelilingi oleh musuh yang banyak, dari
kalangan syetan yang ingin menyesatkannya, dari pendamping jelek yang
memperindah kejelekan padanya dan dari jiwa yang condong kepada kejelekan, oleh
karena itu ia butuh terhadap apa yang bisa dijadikan sebagai penjaga bagi
dirinya dari tipu daya musuhnya, para nabi dan rasul akan memberi petunjuk
kepada hal tersebut dan menerangkan dengan sejelas-jelasnya.
6
Secara
tabi’at, manusia memiliki sifat kemasyarakatan, perkumpulan dengan sesama
makhluk dan mempergauli mereka membutuhkan suatu syari’at agar manusia bisa
menengahi dan bersifat adil –karena kalau tidak, kehidupannya akan sama dengan
kehidupan di hutan- syari’at ini menjaga hak setiap individu yang berhak, tanpa
melebihkan atau mengurangi. Dan tidak ada yang bisa datang membawa syari’at
yang sempurna kecuali para nabi dan rasul.
7
Bahwasanya
butuh kepada pengetahuan tentang segala yang dapat mewujudkan ketenangan dan
ketentraman jiwa, menunjukinya kepada penyebab-penyebab kebahagiaan yang
sesungguhnya. Dan inilah yang ditunjuki oleh para nabi dan rasul.
Inilah sedikit
penjelasan tentang kebutuhan manusia terhadap rasulnya,semoga bermanfa’at.
Wa’alaikum
salam warahmatullahi wabarakatuh..